Belakangan ini, dunia lagi gempar-gemparnya karena adanya virus yang mewabah di dunia, corona. Apa sih, virus corona itu? Virus yang gimana, sih? Tenang, semuanya sudah tersedia di internet. Gunakan fasilitas free wifi atau kuotamu yang berlimpah dengan baik. Perihal virus yang mewabah ini, semua orang takut. Hampir semua orang panik. Bohong deh, kalo ada yang ngaku-ngaku berani, tapi giliran ngga kebagian masker sama hand sanitizer, ngamuk. Ada? Banyak.
Di Indonesia apalagi, nih. Ada-ada aja masalahnya. Heran. Begitu ada kabar virus corona merebak di China, diborong habis dah tuh semua, masker, hand sanitizer, sembako, banyak lah. Padahal belum sampe Indonesia, loh. Tapi, udah keburu panic buying nih, eh sok-sokan pada takabur kalo virus corona ngga bakal masuk ke Indonesia. Kalah sama masuk angin, katanya. Gak lama setelah kesombongan itu berlalu, ada dua orang yang terdiagnosa positif corona. Bukannya diberi support atau afirmasi positif, eh malah disalah-salahin! Padahal, belakangan ini baru aku tau, kalo korban-korban pertama itu profesinya adalah penari, penggiat budaya yang memang kerjaannya ketemu orang-orang asing, interaksi sama mereka, dan lain-lain. Dan masih mending loh, mereka mau menyadari bahwa mereka bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain, jadi mereka mengikuti prosedur pengobatan dengan baik, sampai sekarang sudah dinyatakan sehat! Sedikit banyak, mereka jadi cukup berjasa dalam hal menyadarkan warga Indonesia yang keburu terlampau jumawa, membuka mata kita bahwa virus corona sudah menjangkau Indonesia, dan harus ada langkah seribu yang harus dilakukan untuk mencegah penyebarannya.
Nah, tempo hari, ada yang menyadur dan membuat video dari artikel di Washington Post dan mempostingnya ke Instagram, @edwardsuhadi. Ya, namanya Edward Suhadi. Ngomong-ngomong, OOT dulu nih ya, udah pada pernah nonton film Cek Toko Sebelah, belum? Tau tokoh yang namanya Aming, nggak? Temennya Koh Yohan, yang suka judi tapi rajin berdoa, punya opini bahwa tomat itu buah, trus manja suka manggil maminya keras-keras macam toa. Tau? Nah itu! Itu dia orangnya! Keren ya, dia!? Baru aku tau juga kalo dia ternyata adalah bagian dari salah satu creative content agency di Indonesia, Ceritera. Btw, dia punya website bagus, loh! Cek aja di edwardsuhadi.com.
Oke oke, kayaknya OOT-nya kebanyakan, nih. Nah balik lagi ke yang tadi, ya. Karena melihat masyarakat Indonesia ini masih banyak yang kemakan hoax, panik berlebih, dan belum tau caranya menyikapi pandemi ini, beliau sampai niat banget bikin video buat menjelaskan artikel penting yang diambil dari Washington Post. Intinya, di video artikel tersebut, kita diberi edukasi bagaimana caranya meminimalisir penularan dan memaksimalkan kemampuan tenaga medis buat bisa menyembuhkan para pasien dan wabah di Indonesia ini segera berakhir. Caranya gimana? Social distancing.
Apa itu social distancing? Ya, intinya mengisolasi diri sendiri dulu lah. #DiRumahSaja, gitu katanya. Kenapa? Karena, dengan mengurangi berinteraksi dengan orang lain di luar rumah, terlebih dengan skala besar, dapat meminimalisir penularan virus. Gampangnya gini. Misalnya ya, misal kita sebenarnya udah tertular virus nih (amit-amit), tapi kita ngga sadar, dan tetap beraktivitas seperti biasa di luar rumah. Kita bisa menularkan virus itu ke orang lain, loh! Berlaku juga sebaliknya. Dengan memberlakukan work from home, setidaknya semuanya dapat dikurangi dan diulur waktunya (CMIWW, please).
Trus, masalahnya apa? Masalahnya, masih ada yang ngga paham loh, bor, astaga. Dikata lebay lah, curigaan lah, parnoan lah. Padahal nih, kalo kata Mbak Nana (Najwa Shihab), jauh dari itu. Harusnya, di tengah bencana pandemi yang sedang mengacaukan semuanya ini, kita belajar berempati sama orang lain. Memang, ada orang yang memiliki pekerjaan yang mustahil dapat dikerjakan dari rumah. Namun, setidaknya kita sudah berusaha mengurangi, bukan? Kita yang bisa melakukan semuanya dari rumah, berempati lah pada mereka yang harus tetap bertaruh nyawa di luar sana. Ingat, sekali work from home tetap work from home, waktunya dipake buat kerja. Begitu juga buat yang pelajar, mahasiswa, distance learning ya distance learning, belajar! Bukan malah liburan lho, ya!
Wah, panjang juga ya. Dah lah, kayaknya itu dulu untuk kali ini. Bukan apa-apa sih, aku juga bukan pihak yang punya kredibilitas buat menyampaikan informasi apapun tentang hal ini, emang niatnya cuma pengen curhat aja sedikit. Eh, taunya kebablasan, hehe. Pokoknya, yang penting jaga kesehatan, jangan ke mana-mana kalo ngga penting-penting amat, jangan lupa berdoa. Oh iya, kalo kata Graham Medley, berperilakulah seakan-akan kita sudah kena virusnya, dan kita menjaga supaya orang lain tidak tertular.
Cheerio! :D
Cheerio! :D
Comments
Post a Comment