Insecurity. Pasti udah pernah denger, kan? Iya, yang lagi banyak dibahas
di mana-mana, terutama di social media. Kedengaran
keren, tapi sebenarnya, apa sih insecurity?
Kalo kata halodoc.com, insecurity adalah
kondisi di mana manusia merasa insecure,
tidak percaya diri, merasa ragu atas diri sendiri, dan belum bisa menerima
kekurangan yang ada pada dirinya. Kenapa? Karena kita manusia. Manusia adalah
makhluk yang tidak pernah puas. Menurutku pribadi, insecure sebenarnya salah satu sifat dasar manusia yang sulit
dihilangkan. Masing-masing dari kita mungkin pernah merasakan insecure setidaknya sekali-dua kali dalam hidup, sepercaya diri apapun kita. Setuju,
nggak?
Oke, udah tarik napas? Lanjut. Kalo kita terus-terusan insecure, merasa diri kita penuh kekurangan dan terlahir tanpa kelebihan, kira-kira apa yang akan terjadi? Pertama, sudah jelas, tidak lain dan tidak bukan, kita jadi kurang bisa bersyukur. Ingat, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Padahal, bukan tidak mungkin si tetangga melihat rumput kita lebih hijau daripada miliknya sendiri. Yak, sebelum kita kebablasan ngomongin rumput, yuk lanjut. Kedua, jadi nggak percaya diri (you don’t say :v). Karena terus-terusan nggak pede, mau melakukan apa-apa jadi ragu, takut salah, takut gagal, takut nggak lebih baik dari si A, takut nggak laku keras kayak punya si B, dan takut-takut yang lain. Karena takut, akhirnya jadi malas mencoba. Si Malas! Astaga, kuat banget setan satu ini. Kalo udah malas, akhirnya jadi nggak ngapa-ngapain. Semakin nggak ngapa-ngapain, semakin banyak waktu kosong untuk kita merasa insecure! Kamu siap dengan lingkaran setan ini!?
Jadi, supaya nggak terjebak di dalam tong setan itu, ini cara-cara yang aku percaya dan masih coba lakukan sampai saat ini. Pertama, sayangi dirimu. Gimana caranya? Lakukan apa yang kamu suka (yang baik-baik, ya). Bangun pagi-pagi, rawat diri, temukan dan lakukan hobi, makan makanan yang kamu ingin, tingkatkan kemampuan, dan lain-lain. Pokoknya, buat dirimu sendiri senang dan percaya diri, tentunya dengan hal-hal yang baik. Kedua, terapkan prinsip “losss gak rewel” dalam beberapa aspek tertentu. Misal, kamu pingin coba hobi baru, belajar gitar. Boleh cari inspirasi dan punya idola, tapi jangan sampai malah bikin diri sendiri merasa inferior karena baru belajar dan belum jadi sehebat si idola. Jangan takut apa pun untuk mencoba sesuatu yang baru, apalagi hal yang positif. Dan yang ketiga, tentu saja bersyukur.. Mungkin kedengaran klise, tapi bersyukur sungguh membuat segalanya jadi lebih mudah, kan?
FYI, aku juga sering insecure, kok. Bahkan sekarang ini aku menulis sambil insecure! Takut tulisanku jelek, malu kalau tulisanku dibaca orang lain, takut orang lain tidak memahami tulisanku dan mengangapnya buruk, dan takut-takut yang lain. Terlihat kontradiktif memang, apa yang sedang aku tulis dan apa yang sedang aku rasakan saat menulis. Namun perlu kalian tahu, ini merupakan salah satu usahaku untuk mengikis insecurity itu tadi. Aku suka mengutarakan pemikiran, terutama lewat tulisan. Jadi sekarang kupilih cara ini untuk menjadi medianya. Aku lawan rasa takut-takut itu tadi. Sehingga, meskipun aku belum mahir, setidaknya aku menghasilkan sesuatu yang baik untuk mengikis pola pikir yang buruk ini.
Wow cerita kali ini panjang juga, ya! Terima kasih kalo ada yang membaca, hahaha. Itu dulu buat kali ini, masih banyak topik-topik yang lain akan dibahas karena otakku juga udah mulai penuh, nih! Kalo kata Justin Bieber, love yourself! <3
Sekarang,
kita beralih ke alasan kenapa sih, kita sealu insecure? Kalo dari berbagai sumber yang aku baca/tonton di
berbagai platform, sebagian besar
mengatakan bahwa insecurity timbul
karena kurangnya rasa cinta diri. Selflove.
Nah, apa lagi, tuh? Jelasnya, bisa kita bahas lain waktu, deh. Intinya,
kita kurang mencintai diri sendiri. Belum bisa menerima kekurangan yang ada
pada diri kita, dan terus melihat ke orang lain. Ingin memiliki apa yang orang
lain miliki, namun tidak bisa kita miliki. Insecurity
ini bisa dalam bentuk apapun. Biasanya ada beberapa aspek yang sering
menimbulkan insecurity, yaitu aspek
fisik yang bisa berupa kecantikan atau penampilan, achievement/pencapaian, skill/kemampuan,
bakat, kondisi ekonomi, pendidikan, kelas sosial, dan lain-lain. Luas banget,
kan? Tapi tenang, yang akan dibahas lebih lanjut di sini lebih ke contoh-contoh
konkret yang biasa kita alami aja, biar lebih relatable.
Nah,
sekarang kita mulai ke contoh. Kita semua punya social media, dong? Ambil contoh Instagram (IG), deh. Di sana ada banyaaak banget orang-orang yang
posting foto, mulai dari foto diri lagi cakep-cakepnya, foto karya terbaik,
foto pemandangan keren waktu lagi jalan-jalan, dan sebaginya. Semuanya bagus-bagus.
Kita jadi betah liatin fotonya, soalnya keren! Tapi, sembari mengagumi foto-foto
yang keren-keren tadi, diam-diam, secara perlahan, muncul bisikan,
Pernah, kan? Hayo ngaku! Ngga papa,
menurutku itu wajar, kok. Tapi, yang perlu diingat adalah, pikiran-pikiran
seperti itulah yang merupakan akar dari timbulnya insecurity. Kita selalu mempertanyakan diri kita sendiri, kenapa
nggak bisa sekeren orang lain, kenapa nggak secakep Chelsea Islan atau Nicholas
Saputra, kenapa nggak terlahir dengan sendok emas macam Rafathar, kenapa nggak multitalenta
kayak Maudy Ayunda, dan masih banyak lagi. Akhirnya, yang terlihat dari diri
kita cuma jelek-jeleknya aja deh, kurang-kurangnya aja. Jadi nggak pede, merasa
diri nggak layak, suasana hati jadi buruk, terus imbasnya jadi kurang
bersyukur, deh. Wow wow wow, kayaknya kita belum siap-siap buat ke bagian
akibatnya kalo kita terlalu sering insecure(???)
Cantik banget, ya. Coba aku secantik dia..
Kok aku nggak sekeren dia, ya?
Dia bisa, kenapa aku ngga bisa? Aku kurang apa, ya?
Oke, udah tarik napas? Lanjut. Kalo kita terus-terusan insecure, merasa diri kita penuh kekurangan dan terlahir tanpa kelebihan, kira-kira apa yang akan terjadi? Pertama, sudah jelas, tidak lain dan tidak bukan, kita jadi kurang bisa bersyukur. Ingat, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Padahal, bukan tidak mungkin si tetangga melihat rumput kita lebih hijau daripada miliknya sendiri. Yak, sebelum kita kebablasan ngomongin rumput, yuk lanjut. Kedua, jadi nggak percaya diri (you don’t say :v). Karena terus-terusan nggak pede, mau melakukan apa-apa jadi ragu, takut salah, takut gagal, takut nggak lebih baik dari si A, takut nggak laku keras kayak punya si B, dan takut-takut yang lain. Karena takut, akhirnya jadi malas mencoba. Si Malas! Astaga, kuat banget setan satu ini. Kalo udah malas, akhirnya jadi nggak ngapa-ngapain. Semakin nggak ngapa-ngapain, semakin banyak waktu kosong untuk kita merasa insecure! Kamu siap dengan lingkaran setan ini!?
Jadi, supaya nggak terjebak di dalam tong setan itu, ini cara-cara yang aku percaya dan masih coba lakukan sampai saat ini. Pertama, sayangi dirimu. Gimana caranya? Lakukan apa yang kamu suka (yang baik-baik, ya). Bangun pagi-pagi, rawat diri, temukan dan lakukan hobi, makan makanan yang kamu ingin, tingkatkan kemampuan, dan lain-lain. Pokoknya, buat dirimu sendiri senang dan percaya diri, tentunya dengan hal-hal yang baik. Kedua, terapkan prinsip “losss gak rewel” dalam beberapa aspek tertentu. Misal, kamu pingin coba hobi baru, belajar gitar. Boleh cari inspirasi dan punya idola, tapi jangan sampai malah bikin diri sendiri merasa inferior karena baru belajar dan belum jadi sehebat si idola. Jangan takut apa pun untuk mencoba sesuatu yang baru, apalagi hal yang positif. Dan yang ketiga, tentu saja bersyukur.. Mungkin kedengaran klise, tapi bersyukur sungguh membuat segalanya jadi lebih mudah, kan?
FYI, aku juga sering insecure, kok. Bahkan sekarang ini aku menulis sambil insecure! Takut tulisanku jelek, malu kalau tulisanku dibaca orang lain, takut orang lain tidak memahami tulisanku dan mengangapnya buruk, dan takut-takut yang lain. Terlihat kontradiktif memang, apa yang sedang aku tulis dan apa yang sedang aku rasakan saat menulis. Namun perlu kalian tahu, ini merupakan salah satu usahaku untuk mengikis insecurity itu tadi. Aku suka mengutarakan pemikiran, terutama lewat tulisan. Jadi sekarang kupilih cara ini untuk menjadi medianya. Aku lawan rasa takut-takut itu tadi. Sehingga, meskipun aku belum mahir, setidaknya aku menghasilkan sesuatu yang baik untuk mengikis pola pikir yang buruk ini.
Wow cerita kali ini panjang juga, ya! Terima kasih kalo ada yang membaca, hahaha. Itu dulu buat kali ini, masih banyak topik-topik yang lain akan dibahas karena otakku juga udah mulai penuh, nih! Kalo kata Justin Bieber, love yourself! <3
Cheerio! :D
Comments
Post a Comment